Kamar itu hanya membunyikan
suara-suara musik yang tenang. Rizky berbaring pasrah di atas tempat tidurnya. Ia
merasa risih dan sesekali menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal. “Arrrgghhh!!!
Bodoh sekali! Apa yang kukatakan?!” tetapi Ia tidak menyesal. Ia hanya salah
momen saat mengatakannya. Ia merasa membutuhkan teman untuk mencurahkan segala
isi hatinya. Ia mengambil handphone nya yang terletak diatas meja disamping
tempat tidurnya, lalu menekan nomor telepon seseorang, “Halo Yura, bisa kemari?”
Seorang wanita
cantik menggunakan hak tinggi turun dari taksi berwarna putih. Ia membayar
sopir taksi tersebut dan segera menuju kearah rumah dihadapannya. Ia melangkah
sampai kedepan pagar. Dikeluarkan sebuah handphone dari dalam tas nya, “Aku
sudah didepan.”
“Oh, masalah
cinta lagi…” gumam Yura setelah mendengan cerita Rizky.
Risky hanya menunduk malu, “Kenapa kau kesini dengan dandanan
menor seperti itu? Seperti badut saja.”
Yura tidak memeperhatikan perkataan
Rizky dan lanjut berkata, “Apa kau benar-benar mencintai gadis itu? Dia shock
sekali. Kau harusnya tidak mengatakannya saat itu. Dia baru saja frustasi, kau
malah menambahkan bahan pikirannya. Kau juga sih yang salah.”
Rizky membanting tubuhnya ke tempat
tidur. “Benar katamu. Aku yang salah.”
“Kau tidak perlu menyesal. Yang penting,
kau sudah merasa lega karena sudah mengungkapkan isi hatimu.”
“Terimakasih. Perkataanmu selalu
membuatku tenang.”
Yura tersenyum. “Betewe, dandananku
seperti ini karna aku akan menemui temanku. Mungkin bisa disebut calon pacarku.”
“Haaaaaaah? Kamu bisa punya pacaaar?”
Rizky terbangun dari baringannya. Ia hanya pura-pura shock mendengar perkataan
temannya yang satu ini.
“Kebetulan rumahnya tidak jauh dari
sini. Sebenarnya yang ingin kutemui adalah adiknya, Naomi. Tapi karna ada sutau
hal, aku bisa berkenalan dengan kakaknya, Raffa.”
“Ya lakukanlah yang kamu inginkan.” Ujar
Rizky tidak peduli dan membaringkan kembali tubuhnya diatas tempat tidur. Ia memang
orang yang lebih suka bicara daripada mendengarkan.
Yura berdiri setelah Ia duduk diatas
tempat tidur Rizky, “Sebelum itu, aku ingin makan siang.” Yura membuka kenop
pintu kamar Rizky, “Ah mungkin lebih tepatnya makan sore.”
Rizky tidak peduli dengan apa yang
dilakukan teman kuliahnya itu. Ia hanya kembali melamun diatas tempat tidurnya.
Mei vita sedang menyantap makan
malamnya. Ia duduk di kursi makan bertiga dengan Ivan dan Abang angkatnya.
“By the way anyway busway, tadi ada
dua orang datang kesini. Pagi tadi.” Abang Mayutata membuka pembicaraan.
“Hm. Siapa?” Ivan masih melahap
makanan dihadapannya.”
Mei tidak terlalu peduli dengan topic
pembicaraan saat ini. Ia hanya mendengarkan dengan saksama.
“Dua orang manusia, dibilang.”
“Iya siapa?!”
Mereka berdua memang sering
bertengkar karna hal sepele.
“Yang laki-laki terlihat cantik dan
yang perempuan terlihat keren.”
“Ngaco.” Jawab Ivan pendek.
Mayutata menghela nafas, “Mereka
mencari Mei.”
Mei hanya mengangkat alis. Respon nya
sangat tidak seru.
“Mereka seperti geng. Aku merasakan
tekanan yang aneh saat berhadapan dengan mereka berdua.” Ujar Mayutata dengan
wajah serius.
Mei segera menghabiskan makan
malamnya dan meraih handphone disamping piring makannya. Ia menekan tombol
panggilan dengan cepat. Ayolah Rizky. Cepat
angkat….
astaga tan...kenapa endingnya selalu bikin penasaran?? (‾▿‾")
ReplyDeletelanjut lagiii.. ~(\ ‾o‾)/
yah... ending penasaran emang bagus sih~
DeleteAne MENORRRRRR #shock #mati
ReplyDeletedan uhukcalonpacaruhuk (--,)
Penasaran nih, lanjutin dong~
*turut berduka mbak yu* ( '-')/ #apanya
DeleteHuhuhuhu aku kapan muncul lahi uhuhuhuh *nangis sejuta ember* #plakk ~(\ ‾o‾)/
ReplyDeletekata2 disini salah -> “Yang laki-laki terlihat cantik dan yang perempuan terlihat keren.” -_-
ReplyDeleteJean : Bener kok itu sesuai kenyataan!
ReplyDeleteTan yura : Badut tan :|
Nabila : ntar ente muncul di part 7 ( -_-)/
gak. kebalik tuh -_-
Deleteelu kan cantik. Sedangkan gua keren.
DeleteSurya, Salsa, jangan rebutan gitu plis.. #apaan
ReplyDelete....surya... Jadi aneh (--,)
DeleteGa rebutan kok bang. Cuma sesuai realita(?) aja~