Tuesday 23 October 2012

Part 9! Ending is Here!


        Ia membuka perlahan kedua matanya. Ia mulai melihat kembali dunia nya. Ia lihat sebuah langit-langit berwarna putih terang. Ia gerakkan sedikit jari jemarinya. Ia sadari sebuah benda menusukpergelangan tangannya. Ia lirik benda itu sekilas tanpa menggerakkan arah kepalanya, Infus.

        Ia memutar bola matanya ke segala arah. Ia sadari seseorang sedang memangku tangan diatas bed cover yang ditidurinya. Ia seperti sangat mengenal sosok itu. Ia kembali memutar bola matanya. Ia dapati tetesan air infuse yang tergantung diatasnya. Ia menyadarinya, Ia sedang berada dirumah sakit.

        Ia mulai mengingat apa yang telah terjadi selama ini. Kalau Ia tidak salah mengingat, kecelakaan baru saja menimpanya. Lalu, apa yang terjadi barusan? Ia menghela nafas ringan.
        

        Seketika Ia merasa telapak tangannya disentuh lembut, “Mei, kau… sudah bangun?” lirihnya.
        Ia menatap sayu sosok yang berinteraksi dengannya. Pandangannya masih terasa buram. Namun Ia mengenal jelas sosok itu, “Daffa…. Apa yang terjadi?”

        Sosok itu terkejut. Seketika air mata jatuh dari bola matanya. Ia mulai menangis dan memeluk Mei. Ia menangis diatas dahi Mei sambil memeluknya, “Syukurlah Mei… kau sudah sadar. Terimakasih …” isaknya.

        Perasaan ini…. Dahiku kembali basah…. Aku merasakan ini sebelumnya… 

        “Aku menunggumu Mei… kami semua disini menunggumu….” Ia semakin terisak dan memperat pelukannya dikepala Mei.

        Mei terdiam menikmatinya. Ia masih terheran. Apa yang terjadi sebenarnya. Dirinya tidaklah amnesia. Namun, apalah kejadian yang Ia rasakan barusan?

        Sosok itu melepas pelukannya dari Mei. Ia menyeka air matanya. “Mimpi indahkah? Sudah sebulan kau tertidur…”

        Mei bisa saja kaget mendengarnya. Namun, Ia tak bisa memperagakan terkejutnya dirinya karna tubuhnya yang masih lemas. Ia hanya tersenyum dan menjawab pelan, “entahlah…”


Tiba-tiba suara pintu dibuka. Seorang lelaki berjas putih masuk kedalam ruangan diikuti dua wanita lainnya. Dokter itu member saran pada dua wanita tersebut dan pergi keluar kamar pasien ini.

        “Mei! Syukurlah kau sudah sadar!” wanita berkacamata itu menghampiri Mei dengan raut wajah sangat cemas. Daffa mulai menyingkir dari tempat Mei. Memberikan ruang untuk dua orang teman Mei yang ikut cemas juga.

        “Syukurlah….. kau tahu Mei, “ seorang wanita satu lagi yang berwajah keturunan Cina angkat bicara, “Kau sudah koma selama satu bulan.”
Suasana haru terjadi di ruangan itu. Daffa, tungangan Mei hanya bisa tersenyum melihat hal itu.


Aku tidak tahu apa yang terjadi. Benar katamu Daffa, aku sedang bermimpi…


        “Bisa tinggalkan kami berdua? Sebentar saja.” Pinta Daffa yang sudah bosan menunggu peristiwa haru diantara mereka.

        Mereka berdua, Anggi dan Veren mengangguk dan keluar dari ruangan. Daffa mulai duduk dikursi dan menghadap pada Mei. 

“Kamu tidak mengingo sama sekali.” Ujar nya.
Mei hanya tersenyum. Ia masih sangat lemas untuk berbicara.

“Kau tahu tanggal berapa sekarang? Upacara pernikahan  kita telah lewat. Namun, saat ini, sudikah kamu jika aku melamarmu saat ini?”

Wajah Mei mulai merona merah saat itu juga. Ia tatapi Daffa yang memasang cincin di jari manisnya. 


        Mei mulai semangat untuk menggerakkan mulutnya. Ia ingin menanyakan satu hal untuk memastikan sesuatu. “Dimana Rizky? Fani? Nabila? Ivan Dan Tave?”

        Daffa mengerutkan dahinya, “Siapa mereka?”

        “Rizky adalah teman sekosanmu. Ivan adalah juniormu. Dan Tave adalah keponakanmu. Dimana mereka?”

        Daffa bergumam dan memejamkan wajahnya. “Mereka adalah mimpimu. Orang-orang yang menghiasi mimpimu. Jadi, indahkah mimpi itu?”


        Apakah selama ini aku bermimpi? Semua yang telah terjadi, mimpi kah semua itu?


        “Asal kau sudah bangun dari mimpimu, semua sudah cukup. Jika indah, ceritakanlah padaku, dan jika buruk, lupakanlah.” Ujar Daffa memeluk Mei yang masih terbaring diatas bantalnya.

        Mei mengangkat tangan kirinya dan melingkarkannya dileher Daffa, merangkulnya, “Kurasa… mimpi buruk.” Gumamnya. “Tapi juga indah.”


-THE END-

6 comments:

  1. Ternyata mimpi... asdfghjkl-__- *tabokin tave*

    ReplyDelete
  2. jadi ivan bukan adekku?
    trus mayutata kemana? ( ._.)( '-')
    AAA... dasar tukang mimpi woi =_= *tabok mei*

    ReplyDelete
  3. Jadi ane cuma numpang lewat di mimpinya Mei? (--,) #lah

    ReplyDelete
    Replies
    1. semuanya emang munculnya dalam mimpi. Ini kan untuk mendukung(?) pair meixdaffa. Haha ( -_-)/

      Delete
  4. Nah,bagus bgt tan. Terharu gua bacanya.

    ReplyDelete