Saturday 13 October 2012

Part 2


Ia  membuka buku nya lalu menutupnya kembali. “Bosen ah matematika.” Dengusnya. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan membuka kulkas, “Haaaahh… sial sekali aku tidak punya makanan.”
Nabila  membanting dirinya ke kasur. Ia mengambil gagang telepon yang tertempel di dindingnya. “Halo, bawakan makanan kekamarku. Nomor 142 lantai 10.”
Tak lama kemudian, seorang Bell boy datang membawa makanan ke kamar Nabila. Mulailah Ia sarapan. “Hmm… Mei kemana ya? Dia janji mau datang kesini.” Ia menoleh kearah jam dinding nya, sudah pukul 10 pagi.

Rizky berdiri didepan cermin. Ia memuji-muji dirinya sendiri. “Aku selalu bersyukur. Aku ini memang ganteng yah! Dan lagi, aku ini mempesona. Aku bisa menaklukan banyak wanita. Fufufu~”
Rizky menyemprotkan minyak wangi disekeliling pakaiannya, seketika ia merasa sangat wangi. Ia keluar dari kamarnya dan mendapati Daffa yang sudah berpakaian rapih. Ia sedang memakai sepatunya.
“Hei, kau mau kemana?” Tanya Rizky heran. Karna Daffa tidak kalah wanginya dari dirinya.
“Kencan. Sudah lama aku tidak melakukannya.” Ujar Daffa pendek.
Rizky mengerutkan dahinya. Daffa selalu saja begini. Ia menghela nafasnya, “Baru saja kau putus dengan Mei, sudah ada wanita lain lagi….”
“Kau juga sebaiknya cari pacar saja. Kau kan selalu bilang dirimu itu tampan.” Jawab Daffa berdiri dan merapihkan pakaiannya. “Aku pergi dulu ya. Sore nanti aku akan segera pulang.”
“Tak usah pulang juga tak apa-apa.” Dengus Rizky. Tetapi Daffa tidak mendengarnya.  Rizky mengeluarkan handphone dari sakunya. Ia menekan nomor yang sudah tak asing lagi untuknya, “sebaiknya aku menelpon nya terlebih dahulu...”

“Mencari kak Mei?” Tanya Ivan memiringkan kepalanya, “Ia baru saja pergi. Tidak tahu kemana.”
“Oh, terimakasih.” Jawab Rizky dan langsung berlalu. Ia bingung harus mencari kemana. Dalam hatinya selalu saja tersembul firasat buruk.

Rizky berlari dan sesekali bertanya pada orang sambil menunjukkan foto Mei. Beberapa dari mereka hanya menunjuk arah yang masih meragukan. Ia terus berlari dan DUAGH!
Ia menabrak seorang wanita.
“Bodoh! Jalan lihat-lihat dong!” wanita yang terjatuh itu sangat marah pada Rizky. Ia terjatuh dan rok nya tentu saja kotor.
Rizky merasa bersalah dan meminta maaf padanya. Risky mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu bangun. Wanita itu menerimanya. Ia berdiri dan menatap Rizky. “Jalan lihat-lihat dong, bodoh!!”
“Maafkan aku. Aku sedang terburu-buru.” Rizky menunduk padanya.
Wanita itu berdeham, “Kau sepertinya tampan juga. Aku Fani.  Siapa namamu?”
Perkataan ini sudah biasa di telinga Rizky. Ia sedang terburu-buru, tak ada waktu untuk meladeni orang seperti ini, pikirnya.
“Terimakasih. Aku Rizky.” Lalu Ia mengeluarkan selembar foto dari saku celananya, “Apa kau lihat orang ini?”
“Oh… itu temanku. Mei bukan? Ia pergi ke Apartmen sana.” Fani menunjuk pada Apartmen tinggi yang berada di Utara. “Setahuku, Mei ada janji dengan temannya. Nabila.”
“Oh terimakasih.” Jawab Rizky pendek dan akan berlalu.
“Tunggu dulu.” Fani menarik pergelangan tangan Rizky. “Kalu kau teman Mei, maka aku juga temanmu. Ya?”
Fani tidak menemukan siapapun yang ada di sekitarnya. Sepertinya Rizky terlalu terburu-buru dan mengabaikannya.

GREPP!
Nafas Rizky tidak beraturan. Ia berhasil menghentikan Mei. “Apa kau bodoh?! Kau ingin mati, hah?!”
Risky adalah teman sepermainan Mei sejak kecil. Ia tahu benar semua tentang Mei. Ia bahkan menyayangi Mei lebih dari sekedar sahabat.
“Jangan hentikan aku….”
Risky langsung memeluk Mei. Ia biarkan Mei menangis di bahunya. “Tenanglah…”

Pintu atap didobrak. “Meeeiii!!!” teriaknya.
Nabila dengan wajah penuh kecemasan menghampiri Rizky dan Mei. Dibelakangnya ada seorang wanita dengan kacamata hitam berjalan mengikutinya. Wanita itu menyandar pada dinding sambil berpangku tangan. Hal itu menarik perhatian Mei dan Rizky.
“Siapa disana?” Tanya Rizky pada nabila yang baru saja menghampirinya.
“Tave. Panggil saja begitu. Dia temanku.” Jawabnya cepat. “Mei kau tidak apa-apa?”
 “Tidak apa-apa.” Mei mengusap air matanya. “Perkenalkan Ia pada kami.”

Nabila seperti member isyarat pada temannya. Temannya mengerti apa yang dimaksud oleh Nabila. Ia menghampiri mereka bertiga.
Wanita itu melepas kacamata hitamnya, “Perkenalkan, Saya Tave. Memang nama yang aneh tapi itu adalah panggilan untuk saya.” Kata Tave tersenyum.
“Saya Rizky,” ucap Rizky pendek.
“Saya Mei, senang berkenalan denganmu.”

Tave tidak mengetahui apapun yang terjadi diantara mereka. Ia hanya mengikuti Nabila kemanapun Nabila pergi saat itu.

Daffa tertegun melihat kekasihnya keluar dari rumahnya. Sosok itu terlihat sangat cantik. Dalam hatinya, Ia merasa bersyukur menjalin hubungan dengannya. Ia telah melupakan sosok Mei saat itu.
Kekasihnya, Fitrins hanya menggunakan pakaian santai untuk berkencan dengan Daffa kali ini. Ia adalah wanita yang simple dan tidak suka repot-repot.
Suasana yang hangat sangat cocok untuk Daffa yang sedang berkencan dengan Fitrins saat ini, namun handphone nya berdering. Rizky Calling
“Halo.” Daffa mengangkat telepon.
“Dimana kamu?!” kata Rizky dengan suara tinggi disebrang sana.
“Ada apa sih? Kenapa kamu marah?”
“Aku Tanya, kau dimana?!”
Suasana semakin memanas. Daffa tak ada jalan lain selain memberti tahu tempat Ia sedang berada. Saat itu juga Rizky mengancamnya agar tidak bergerak kemana-mana, dan mematikan teleponnya.

“Siapa yang meneleponmu?” Tanya Fitrins polos.
“Temanku. Entah apa yang terjadi dengannya,” Daffa berusaha tenang. Dalam hatinya, Ia merasakan hal buruk yang akan terjadi. Namun, Ia tetap menikmati saat-saat Ia bersama Fitrins ini.

10 menit berlalu. Risky bisa melihat Daffa sedang duduk berdua dengan Fitrins. Tatapan matanya kosong. ia berjalan menghampiri Daffa.
Daffa menyadari kehadiran Rizky dan tersenyum padanya, “Hei, kawan! Ada apa?”
Subuah tinju keras mendarat di wajah Daffa. Daffa terpental dan terjatuh diatas tanah. Ia memegang wajahnya, “Apa yang kau lakukan…..?”



To be continue~

5 comments:

  1. Aaak.. >.< so sweet #bukan
    apa apaan tuh tave? (--,) #plak
    lanjuuttt..makin penasaran tan..

    ReplyDelete
  2. Makasih (--,)
    Besok besok ya lanjutnya (--,)

    ReplyDelete
  3. *ngakak guling-guling* =))
    bagus tann lanjut wkwk

    btw alur yg di atap kayanya kecepetan deh, huehehe

    ReplyDelete
  4. Iya soalnya aku kecapean dan ingin segera mengakhiri nya (?) (--,)

    ReplyDelete
  5. GYAHAHAHAHA *ngakak membabi buta* apabanget itu Tave? *timpukin kecap*

    ReplyDelete