Ia membuka buku nya
lalu menutupnya kembali. “Bosen ah matematika.” Dengusnya. Ia bangkit dari
tempat tidurnya dan membuka kulkas, “Haaaahh… sial sekali aku tidak punya
makanan.”
Nabila membanting
dirinya ke kasur. Ia mengambil gagang telepon yang tertempel di dindingnya. “Halo,
bawakan makanan kekamarku. Nomor 142 lantai 10.”
Tak lama kemudian, seorang Bell boy datang membawa makanan ke
kamar Nabila. Mulailah Ia sarapan. “Hmm… Mei kemana ya? Dia janji mau datang
kesini.” Ia menoleh kearah jam dinding nya, sudah pukul 10 pagi.
Rizky berdiri didepan cermin. Ia memuji-muji dirinya sendiri.
“Aku selalu bersyukur. Aku ini memang ganteng yah! Dan lagi, aku ini mempesona.
Aku bisa menaklukan banyak wanita. Fufufu~”
Rizky menyemprotkan minyak wangi disekeliling pakaiannya,
seketika ia merasa sangat wangi. Ia keluar dari kamarnya dan mendapati Daffa
yang sudah berpakaian rapih. Ia sedang memakai sepatunya.
“Hei, kau mau kemana?” Tanya Rizky heran. Karna Daffa tidak
kalah wanginya dari dirinya.
“Kencan. Sudah lama aku tidak melakukannya.” Ujar Daffa
pendek.
Rizky mengerutkan dahinya. Daffa selalu saja begini. Ia menghela
nafasnya, “Baru saja kau putus dengan Mei, sudah ada wanita lain lagi….”
“Kau juga sebaiknya cari pacar saja. Kau kan selalu bilang dirimu
itu tampan.” Jawab Daffa berdiri dan merapihkan pakaiannya. “Aku pergi dulu ya.
Sore nanti aku akan segera pulang.”
“Tak usah pulang juga tak apa-apa.” Dengus Rizky. Tetapi Daffa
tidak mendengarnya. Rizky mengeluarkan
handphone dari sakunya. Ia menekan nomor yang sudah tak asing lagi untuknya, “sebaiknya
aku menelpon nya terlebih dahulu...”
“Mencari kak Mei?” Tanya Ivan memiringkan kepalanya, “Ia baru
saja pergi. Tidak tahu kemana.”
“Oh, terimakasih.” Jawab Rizky dan langsung berlalu. Ia bingung
harus mencari kemana. Dalam hatinya selalu saja tersembul firasat buruk.
Rizky berlari dan sesekali bertanya pada orang sambil
menunjukkan foto Mei. Beberapa dari mereka hanya menunjuk arah yang masih
meragukan. Ia terus berlari dan DUAGH!
Ia menabrak seorang wanita.
“Bodoh! Jalan lihat-lihat dong!” wanita yang terjatuh itu
sangat marah pada Rizky. Ia terjatuh dan rok nya tentu saja kotor.
Rizky merasa bersalah dan meminta maaf padanya. Risky mengulurkan
tangannya untuk membantu wanita itu bangun. Wanita itu menerimanya. Ia berdiri
dan menatap Rizky. “Jalan lihat-lihat dong, bodoh!!”
“Maafkan aku. Aku sedang terburu-buru.” Rizky menunduk
padanya.
Wanita itu berdeham, “Kau sepertinya tampan juga. Aku
Fani. Siapa namamu?”
Perkataan ini sudah biasa di telinga Rizky. Ia sedang
terburu-buru, tak ada waktu untuk meladeni orang seperti ini, pikirnya.
“Terimakasih. Aku Rizky.” Lalu Ia mengeluarkan selembar foto
dari saku celananya, “Apa kau lihat orang ini?”
“Oh… itu temanku. Mei bukan? Ia pergi ke Apartmen sana.” Fani
menunjuk pada Apartmen tinggi yang berada di Utara. “Setahuku, Mei ada janji
dengan temannya. Nabila.”
“Oh terimakasih.” Jawab Rizky pendek dan akan berlalu.
“Tunggu dulu.” Fani menarik pergelangan tangan Rizky. “Kalu
kau teman Mei, maka aku juga temanmu. Ya?”
Fani tidak menemukan siapapun yang ada di sekitarnya. Sepertinya
Rizky terlalu terburu-buru dan mengabaikannya.
GREPP!
Nafas Rizky tidak beraturan. Ia berhasil menghentikan Mei. “Apa
kau bodoh?! Kau ingin mati, hah?!”
Risky adalah teman sepermainan Mei sejak kecil. Ia tahu benar
semua tentang Mei. Ia bahkan menyayangi Mei lebih dari sekedar sahabat.
“Jangan hentikan aku….”
Risky langsung memeluk Mei. Ia biarkan Mei menangis di
bahunya. “Tenanglah…”
Pintu atap didobrak. “Meeeiii!!!” teriaknya.
Nabila dengan wajah penuh kecemasan menghampiri Rizky dan
Mei. Dibelakangnya ada seorang wanita dengan kacamata hitam berjalan
mengikutinya. Wanita itu menyandar pada dinding sambil berpangku tangan. Hal itu
menarik perhatian Mei dan Rizky.
“Siapa disana?” Tanya Rizky pada nabila yang baru saja
menghampirinya.
“Tave. Panggil saja begitu. Dia temanku.” Jawabnya cepat. “Mei
kau tidak apa-apa?”
“Tidak apa-apa.” Mei
mengusap air matanya. “Perkenalkan Ia pada kami.”
Nabila seperti member isyarat pada temannya. Temannya
mengerti apa yang dimaksud oleh Nabila. Ia menghampiri mereka bertiga.
Wanita itu melepas kacamata hitamnya, “Perkenalkan, Saya
Tave. Memang nama yang aneh tapi itu adalah panggilan untuk saya.” Kata Tave
tersenyum.
“Saya Rizky,” ucap Rizky pendek.
“Saya Mei, senang berkenalan denganmu.”
Tave tidak mengetahui apapun yang terjadi diantara mereka. Ia
hanya mengikuti Nabila kemanapun Nabila pergi saat itu.
Daffa tertegun melihat kekasihnya keluar dari rumahnya. Sosok
itu terlihat sangat cantik. Dalam hatinya, Ia merasa bersyukur menjalin
hubungan dengannya. Ia telah melupakan sosok Mei saat itu.
Kekasihnya, Fitrins hanya menggunakan pakaian santai untuk berkencan
dengan Daffa kali ini. Ia adalah wanita yang simple dan tidak suka repot-repot.
Suasana yang hangat sangat cocok untuk Daffa yang sedang
berkencan dengan Fitrins saat ini, namun handphone nya berdering. Rizky Calling
“Halo.” Daffa mengangkat telepon.
“Dimana kamu?!” kata Rizky dengan suara tinggi disebrang
sana.
“Ada apa sih? Kenapa kamu marah?”
“Aku Tanya, kau dimana?!”
Suasana semakin memanas. Daffa tak ada jalan lain selain
memberti tahu tempat Ia sedang berada. Saat itu juga Rizky mengancamnya agar
tidak bergerak kemana-mana, dan mematikan teleponnya.
“Siapa yang meneleponmu?” Tanya Fitrins polos.
“Temanku. Entah apa yang terjadi dengannya,” Daffa berusaha
tenang. Dalam hatinya, Ia merasakan hal buruk yang akan terjadi. Namun, Ia
tetap menikmati saat-saat Ia bersama Fitrins ini.
10 menit berlalu. Risky bisa melihat Daffa sedang duduk
berdua dengan Fitrins. Tatapan matanya kosong. ia berjalan menghampiri Daffa.
Daffa menyadari kehadiran Rizky dan tersenyum padanya, “Hei,
kawan! Ada apa?”
Subuah tinju keras mendarat di wajah Daffa. Daffa terpental
dan terjatuh diatas tanah. Ia memegang wajahnya, “Apa yang kau lakukan…..?”
To be continue~
Aaak.. >.< so sweet #bukan
ReplyDeleteapa apaan tuh tave? (--,) #plak
lanjuuttt..makin penasaran tan..
Makasih (--,)
ReplyDeleteBesok besok ya lanjutnya (--,)
*ngakak guling-guling* =))
ReplyDeletebagus tann lanjut wkwk
btw alur yg di atap kayanya kecepetan deh, huehehe
Iya soalnya aku kecapean dan ingin segera mengakhiri nya (?) (--,)
ReplyDeleteGYAHAHAHAHA *ngakak membabi buta* apabanget itu Tave? *timpukin kecap*
ReplyDelete