Siang
itu matahari bersinar lebih cerah dari biasanya. Hari indah bagi setiap makhluk
yang merasakan. Sepoi angin yang membawa harum jajaran bunga di taman, gelak
tawa ibu-ibu penggosip dipinggir jalan, kumbang kecil yang menari dipucuk daun
hijau, segala sesuatu menikmati nyamannya tinggal di bumi.
Setidaknya,
itulah yang terjadi beberapa waktu lalu. Kalau bukan karena takdir yang
menuntun ibunya untuk menyerahkan sebuah benda terkutuk, Kise Ryouta tak perlu
nangis bawang. Lima
menit yang lalu ia mengontak seluruh sahabat seperjuangan atas bencana yang
baru saja menimpa mereka.
Diatas
meja serpihan kertas berserakan, sejumlah remahannya jatuh menimpa lantai
marmer. Setiap mata warna-warni menatapnya tajam. Benda itu adalah kertas
keramat betuliskan nama seorang kawan yang lebih dari gebetan. Seseorang yang
selalu mereka impikan untuk menapaki masa depan bersama.
Dia
adalah Kuroko Tetsuya. Siapa yang menyangka waktu akan mengkhianati kelima pria
yang sedang menghadiri konferensi meja bundar di kediaman Kise. Dulu mereka
berjanji akan selalu mengabari keadaan masing-masing, sampai punya sepuluh cucu
juga tetap harus berkabar. Boro punya cucu, deket sama cewek aja ogah. Biar
kata orang mereka tampan ngalahin para aktor GGS, dah mereka mah apa atuh. Ditolak
tujuh ratus kali sama kekasih idaman—yang notabenenya cowok tulen—aja masih
belum nyerah.
Terdengar
isakan tangis dari lelaki tampan, dikenal sebagai artis yang sedang naik daun.
Sungguhan naik daun, apalagi debut video klip pertamanya yang berjudul 'Cintaku
terbang dibawa angin' berkisah seorang vokalis menapaki tangga berupa dedaunan
seperti di film Haci anak yang sebatang kara, pergi mencari ibunya.
Kemudian
lenguhan frustasi dari pria gagah berkulit gelap muncul. Salah satu tangannya
ditumpu keatas sofa. Dari luar kelihatan keren, tapi dalamnya kretek.
Tidak
biasa bagi pria bersurai hijau melempar boneka kodok--lucky itemnya
jauh-jauh. Padahal Oha Asa bilang Cancer menduduki peringkat pertama hari ini,
tapi apa? Pehape. Aku tuh gabisa diginiin.
Tumpukan
bungkus makanan didalam plastik tidak disentuh. Sejak membaca isi kertas--yang
sudah tak berbentuk diatas meja--pria bersurai ungu janda itu tak menyentuh
lagi belanjaannya. Padahal niatnya mau bagi-bagi makanan menjelang bulan puasa,
tapi tiba-tiba mood hilang.
Pelaku
eksekusi kertas malang
menyelipkan sebuah gunting disakunya. Tidak terlihat depresi mau pun frustasi.
Ia hanya berdeham pelan, lalu mengomando. "Kita harus siapkan
rencana."
.
.
.
Kuroko no Basuke @Tadatoshi
Fujimaki
Pernikahan written
by me
Dedicated for
ciway ciway @cuman sementara
Warning : Bahasa
(sedikit) kasar, OOC, garing, sampah XD
Rating aman untuk
semua golongan (harusnya)
.
.
.
Tersebutlah
seorang lelaki bernama Kuroko Tetsuya Mencari Pasangan Hidup-tinggal disebuah
rumah yang tidak mewah, namun cukup asri untuk taman bermain anak-anak. Setiap
hari halaman yang dipenuhi rumput dengan kolam ikan disudut pagar kayunya
selalu kedatangan anak kecil dari berbagai penjuru. Dari mainan bola-bolaan,
sampai bola sungguhan. Kuroko sampai beli enjot-enjotan untuk memuaskan para
bocah.
Dimana
ketika takdir menggariskan bahwa, seorang wanita cantik jelita bernama 'Bunga
Mawar'--sebut saja begitu, datang untuk menjemput adiknya yang suka keluyuran.
Konon
katanya, keluarga Mawar tujuh keturunan punya harta bejibun banyaknya. Cabang
perusahaannya ada dimana-mana. Sebagai anak pertama dan beranjak dewasa, Mawar
diberkahi warisan berupa posisi direktur untuk menggantikan ayahnya. Karena
merasa tidak mampu, jadilah wanita itu meminta untuk dicarikan pasangan hidup
yang jujur dan setia.
Bulan
berganti tahun. Kunjungan ke rumah sederhana Kuroko menciptakan sebuah momentum
indah yang takkan dilupakan. Nyonya Kuroko--yang sudah menjadi sahabat gosip
dikala suka mau pun duka, berniat membantu Mawar keluar dari kesulitan.
Mencarikannya pasangan hidup.
Kuroko
Tetsuya adalah anak yang patuh pada ayahanda dan ibunda ratu. Titah mereka
adalah kewajiban. Dari pada harus menanggung dosa sebagai Kuroko Kundang, lebih
baik cari aman. Ia dijodohkan dengan seorang putri direktur perusahaan yang
cukup terkemuka di muka bumi.
Waktu
yang singkat untuk pedekate, dan ibunda ratu sangat semangat sampai sudah
menyiapkan undangan.
.
.
.
Ini
adalah hari ketiga setelah undangan kutukan tersebut datang ke kediaman Kise.
Sudah tiga hari kelima pria tamvan tidak beranjak. Kedua saudara perempuan Kise
sampai simpati memberi mereka makan dan tempat tinggal.
Ditinggal kawin, sakitnya dimana?
Dimana-mana.
Tersebutlah
kelima ksatria berkuda lumping berjuluk Generation of Homosexual berkumpul
untuk bermusyawarah mengenai sesuatu yang sangat penting setara antara hidup
dan mati.
"Ini
terlalu sulit... aku tidak mungkin bisa hidup menanggung beban ini-ssu..."
Kise Ryouta masih menangis meski air matanya sudah habis.
Biasanya
Aomine Daiki akan menendangnya, lalu mengejek ke-lebay-an Kise, tapi kali ini
ia hanya mendecih.
Intensitas
menaikkan kacamata untuk Midorima Shintarou meningkah pesat. Entah untuk
menenangkan diri, atau sebagai pengalih perhatian biar tidak ketahuan galau.
Tidak
mungkin makhluk hidup dapat mendengar bunyi perut Murasakibara Atsushi. Jeritan
menahan lapar, sungguh mustahil untuk titan ungu sebagai senior ahli gizi.
Akashi
Seijuurou berusaha stay cool. Dari semua fantasi yang pernah ada, ia tak pernah
menyangka endingnya akan begini. Dulu SMP, jatuh cinta sama Kuroko pada
pandangan pertama. SMA, rela ninggalin Kyoto
tiap minggu untuk ketemu si jabang laki. Pas kuliah, nolak kuliah di luar negri
biar bisa ketemu itu bidadara terus. Eh pas udah kerja, niatnya lagi nyiapin
hadiah-hadiah buat ngebahagiain mereka pas udah nikah nanti, malah ditinggal
duluan.
Pintu
diketuk, seorang gadis bersurai pink masuk. Ia meletakkan sejumlah map diatas
meja, lalu mengambil posisi duduk diantara Aomine dan Midorima.
"Momoicchi
cepat juga, hiks." dalam sapanya, ada sesengguk.
"Kalau
Ki-chan menangis terus, aku juga sedih," sebagai gadis paling menawan
seantereo Generation of Homosexual-dan yang paling cinta mati pada Kuroko
Tetsuya, Satsuki Momoi tak bisa tinggal diam.
Akashi meraih salah satu
map cokelat, mengeluarkan beberapa lembar kertas.
"Bunga
Mawar putri pertama direktur perusahaan lemper yang sedang maju-majunya
sekarang ini. Persentase kenaikan penjualan
di berbagai daerah membuat lemper buatan perusahaan itu semakin
terkenal. Kabarnya, direktur X sedang terkena penyakit, jadi ia memutuskan
untuk mewariskan perusahaannya ke Bunga. Tapi Bunga tidak bisa mengurusnya
sendirian. Dia--" Momoi menjeda penjelasannya, sambil menyeka mata,
disertai sesenggukan, "ingin menikahi Tetsu-kun, hiks,"
Kise
beranjak untuk menepuk bahu Momoi. Keduanya saling menguatkan.
Midorima
menahan nafas, menelan ludah.
Apa
daya, telur sudah di dadar. Membangun rumah tangga masa depan damai sentosa
sejahtera bersama Kuroko Tetsuya sama mustahilnya seperti bergerak dengan
kecepatan 20 Mach sambil muntahin Rasengan.
Aomine
memukul meja, "Dasar Bunga bangke sialan! Beraninya dia ngerebut Tetsu
dari gue!"
"Sepertinya
aku kenal dengan direktur perusahaan ini, dia teman ayahku," ujar Akashi ganti menatap kawan
seperjuangan. "Perusahaan ini hampir menyamai Akashi Corp., tapi masih di
level bawah. Soalnya produk Akashi Corp. bukan hanya lemper saja. Ada sosis solo, sosis
bakar, sosis--"
"Aku
mau sosis..." Murasakibara buka mulut akhirnya.
Midorima
menaikkan kacamata, "Diam, kau tidak akan memakannya, kan? Sekarang tubuhmu kurusan."
Biar
kata pria berkacamata ini Tsundere, jauh dalam hatinya ia sungguh peka.
Perhatian pada lingkungan sekitar.
"Tunggu,
Aominecchi! Kurokocchi milikku! Jangan seenaknya huweee...!!!"
"Apa
maksudnya itu, Ki-chan?! Jelas Tetsu-kun suka denganku!"
"Kurokocchi
tidak pernah bilang suka dengan Momoicchi, kan?"
"Apa
maksudmu?! Mana mungkin suka dengan Ki-chan, kan?! Tetsu-kun straight garis keras!!!"
"Oi,
berhentilah bertengkar sia-sia. Yang sahabatan sama dia sejak SMP memangnya
siapa? Aomine Daiki, ingat nama itu. Ini, yang ini orangnya, hoi," Aomine
menunjuk dirinya sendiri.
"Tidak,
akulah yang pertama menemukan kemampuannya. Sudah jelas dia milikku. Lagipula
kami sering menghabiskan waktu bersama." ada cemburu terselubung dalam
kalimat Akashi.
"Sudah
hentikan, kalian seperti anak kecil saja." Midorima beserta aura
kegantengannya menengahi. Ia menaikkan kacamata, "Tadi katanya kita mau susun
strategi, kan?
Bukannya aku peduli, nanodayo."
"Yey...
aku akan menghancurkan acara pernikahan Kuro-chin..." Murasakibara terlalu
malas untuk ikutan siaga, harusnya.
Akashi mengambil alih
komando dan memimpin konferensi. Berdiskusi mengenai pelaksanaan penghancuran
upacara pernikahan Kuroko Tetsuya dengan Rafflesia Arnoldi.
Pendapat
pertama berasal dari Akashi.
"Kita butuh bom, granat, gergaji mesin untuk persiapannya. Yang
lain?"
"Petasan
kretek, petasan korek juga untuk pengalih perhatian-ssu!" sahut Kise
antusias.
"Tali,
rantai, borgol," sahut Aomine, yang entah kenapa kelihatannya malah
S&M play. Tidak, benda itu dicetuskan karena ia bekerja sebagai polisi.
"Aku
akan berikan lucky item-ku, nanodayo. Aku akan mengajaknya bicara."
Midorima sungguh bijaksana. Ada
gosip popularitas M.Teguh akan segera dikalahkannya.
"Aku
akan beli maiubou rasa tomat. Itu kesukaan Kurokocchi..." Murasakibara
bersandar.
"Ka-kalian..."
sebagai satu-satunya gadis yang paling normal, Momoi dipaksa bingung. Akashi terima-terima saja
pendapat mereka. Tapi dirinya keberatan. Sebab Satsuki Momoi mengajukan,
"Aku akan memberikan Tetsu-kun es krim, agar ia ingat ketika kami jatuh
cinta dahulu." dan itu memang wajar dibanding pendapat yang lain.
Seperti
yang diketahui dengan pasti, Kuroko Tetsuya itu lurus. Straight samar-samar.
Dibanding kelima pria tamvan tersebut, Momoi lah yang paling bebas memeluk
Kuroko. Kise tahan banting ditolak berkali-kali ketika berusaha menerjang.
Aomine dijauhi karena digosipi sebagai lelaki yang paling nempel dengan Kuroko.
Murasakibara diketusi karena diduga ambigu bilang-bilang ingin
menghancurkan-padahal jelas ketahuan modusnya ingin membelai kepala Kuroko.
Midorima sok-sok-an Tsundere dan itu membuat Kuroko enggan bicara banyak padanya.
Akashi juga
sama, beratus kali menggoda dan merayu Kuroko Tetsuya, tapi tak satu pun ampuh.
Meski
begitu, semua sayang Kuroko.
.
.
.
Nyonya
Kuroko kelewat semangat. Jalan-jalan muterin ruangan layaknya naga kelaparan.
Berkali-kali menjelaskan pada anak tercintanya isi gedung yang akan dijadikan
tempat resepsi. Kuroko pening, tapi wanita cantik jelita, Bunga-san menggenggam
telapak tangannya. Sunggingan kecil terulas di bibir Kuroko.
Melihat
anaknya dilanda cinta, Nyonya Kuroko menutup mulut sambil sesekali mengalih
pandang. Bolehlah ibunda ratu bersikap begitu kalau sudah tak punya kerutan di
kulit wajah. Tapi Kuroko tak ingin berpikir hal jelek, sebab ia anak yang
berbakti pada orang tua.
Bunga-san
mengajaknya mengobrol, mengatakan bahwa si calon istri mengundang
kawan-kawannya di seluruh penjuru dunia untuk datang. Kuroko mendengarkan
dengan khusyuk. Teringatnya, setelah mengirim undangan ke Kise dan mencoba
mengabari kawan-kawan yang lain via telepon, tak ada yang merespon.
Tapi
Kuroko tahu, mereka akan datang.
H-2
resepsi pernikahan antara Kuroko Tetsuya dan Bunga Rafflesia.
.
.
.
"Aku
pasti akan membunuhnya. Pasti."
"Kita
sungguhan pakai bom, Akashicchi? Entah kenapa kita semakin seperti
teroris."
"Ternyata
ente pengecut ya, Kise. We rela jadi teroris yang penting Tetsu selamat dari
duri bunga bangkhai."
"Aominecchi
bilang apa?! Aku ini pahlawan pemberani yang datang untuk menyelamatkan
Kurokocchi dari belenggu hawa nafsu para maho! Aominecchi tak pantas bicara
begitu karena Kurokocchi anti sama Aominecchi!"
"Apa
lu kata?! Ada
juga elu yang dijijay-in sama dia! Meluk-meluk gajelas, ih!"
Mengabaikan
pertengkaran, Midorima menaikkan kacamata. "Tindakan kriminal hukumannya
penjara. Tapi kalau kalian maksa, apa boleh buat, nodayo."
"Huh,
daku benci si Bunga-bungaan itu! Liat aja, Tetsu-kun bakalan untuk daku
seorang!" Momoi galak seketika.
"Baik,
kita bergerak sekarang. Jangan mengacau. Aku dan Shintarou akan menyamar
sebagai pendekor ruangan untuk survey. Setelah mendapat denah, kita akan
siapkan jebakannya. Lusa, Daiki dan Ryouta akan memasang 'itu' dibawah kursi
mempelai. Juga, penggagalan ijab qobul bergantung pada kalian. Atsushi, kuserahkan
pengalih perhatian padamu." kanjeng Akashi Seijuurou bertitah.
Para
Nyai memberi hormat pada yang mulia. Melepas kepergian kanjeng Akashi beserta pelayannya
Midorima.
.
.
.
"Tetsuya-chan?
Maaf kalau aku mengganggu..."
Kuroko
Tetsuya melipat sisi kanan atas kertas, menutup buku setelah menandai halaman.
"Tidak kok. Ada
apa, Bunga-san?"
"Hari
ini ada kiriman paket aneh lagi kerumahku..."
Intonasi
sebrang berubah pelan. Kuroko beranjak dari ranjang untuk mengunci pintu, lalu
merespon dengan berbisik, "Lagi?"
"Maaf
aku belum mengatakannya padamu... aku takut kamu khawatir..."
Kuroko
mengulas senyum tipis,
"Justru seperti itulah yang membuatku khawatir. Kalau Bunga-san sudah
siap, cerita saja padaku."
Terdengar
helaan nafas. "Tiga hari yang lalu, kurir mengirim paket kerumahku,
pengirim tanpa nama, tanpa alamat. Isinya pisau daging yang lumayan besar. Dua
hari yg lalu, paket yang sama, isinya lima
kotak P3K. Kemarin, isinya boneka vodoo. Hari ini, selembar surat bertulis 'MATI' dengan tinta merah. Aku
takut..."
.
.
.
Kise Ryouta create
a group
Kise Ryouta added Kuroko
Tetsuya
Kise Ryouta removed
Kuroko Tetsuya
Kise Ryouta Wedeh
hampir aja, salah nginvite
Kise Ryouta added Aomine
Daiki
Kise Ryouta added Akashi
Seijuurou
Kise Ryouta added Midorima
Shintarou
Kise Ryouta added Murasakibara
Atsushi
Kise Ryouta added Satsuki
Momoi
Kise Ryouta change
group name to GGS (Ganteng Ganteng joneS)
Aomine Daiki Tes
Aomine Daiki
changed name to Aomine gak Aho
Nyi Akashi Kidul
changed name to Akashi Mencari Cinta
Murasakibara Atsushi
changed name to makananenak(dot)com
Midorima Shintarou
changed name to Bukan Tsundere
Satsuki Momoi
anoo--nama kalian berubah... kurasa aku harus reboot hape. Brb yah
Kise Ryouta changed
GGS (Ganteng Ganteng joneS) to Plis ini
bukan ajang pamer nama samaran
Kise Ryouta changed
name to Kise Perawan Chibichibi
Aomine gak Aho
changed Plis ini bukan ajang pamer nama
saraman to Nama lo alay banget
makananenak(dot)com
changed Nama lo alay banget to Maiubou rasa
tomat enak abis tjuy
Bukan Tsundere way
maap maap banget nih way ya, kita tujuan bikin grup bukan buat kayak gini. Sori
sori aja nih way kalo omongan gua bikin lu pada tersinggung. Maap maap aja nih
yak
Akashi Mencari Cinta
changed Maiubou rasa tomat enak abis tjuy
to Musyawarah Besar GGS
Akashi Mencari Cinta ayo
kita mulai
Akashi Mencari Cinta
tadi abis survey, lumayan mewah. Shintarou kirim gambar denah yang kita bikin.
Gercep
Bukan Tsundere
Langsung
Bukan Tsundere nih
(Picture)
Aomine gak Aho
wew lumayan mantep pestanya. Btw kalo kek gitu, rante ama borgol gua dipake
buat apaan dong? gue gamau jadi sadisnya si bunga bangke
Akashi Mencari Cinta
gue sadisnya Tetsuya. Tetsuya Maso gue. Titik
Aomine gak Aho
gabisa gitu dong!
Kise Perawan Chibichibi
KUROKOCCHI CUMA UNTUKKU DAN MILIKKU SEORANG APAAN SIH KALIAN T_T
Bukan Tsundere kita
gajadi pake bom gaes, berasa teroris
Aomine gak Aho
gue rela jadi teroris asal Tetsu bahagia
Kise Perawan Chibichibi
petasannya????? Apasih Aominecchi
Kise Perawan Chibichibi
jelas jangan pakek bom lah! Entar malah butuh pemadam kebakaran makin tinggi
budget kita yak. Kalian aja belum pada patungan buat kadonya si e.e itu!
Bukan Tsundere gue
udah enak aja
Aomine gak Aho
ah gitu doang jadi masalah. Berapa sih
Akashi Mencari Cinta
inget siapa yang nombokin
Kise Perawan Chibihibi
gara-gara Aominecchi, kita low budget, hadiah terakhir jadinya cuma surat tok doang kan
Akashi Mencari Cinta
asli gapapa Ryouta. Toh itu pake darah beneran. Woles, bilang aja kalo butuh
biaya lagi. Betewe tadi gua dapet link dukun santet murah, pada mau pake kaga?
Bukan Tsundere
entar aja nyantetnya, jangan besok. Bukannya gua dukung supaya dia disantet
sih, cuma, seenggaknya kasih dia waktu buat bahagia besok. Soalnya tanggal 30
februari aquarius di urutan atas
Aomine gak Aho
musyrik lu percaya gituan
Bukan Tsundere
Aomine zodiakmu di urutan atas juga, nomor dua
Aomine gak Aho
Okeh! Jalanin rencana sesuai hasil rapat kita kemaren aja! Pasti LANCAR!
Keberuntungan berpihak pada gue
Bukan Tsundere
masalahnya, Aqurius yang menempati urutan pertama
Aomine gak Aho
gua bilang lu syirik bege percaya begituan
Bukan Tsundere
bawel lu anjer gasuka banget. Lu siapa? emak gua? pacar gua?
Aomine gak Aho
pacar? sori sori aja
Kise Perawan Chibichibi
emang Oha Asa buat tgl 30 udah disiarin, Midorimacchi? Sekarang kan masih tanggal 28
Bukan Tsundere
sumber terpercaya way
Akashi Mencari Cinta
Momoi mana?
Aomine gak Aho
Mandi kali
Kise Perawan Chibichibi
tadi katanya reboot kan?
Padahal hapenya baru beli kan.
Cepet juga rusaknya. Emang jaman sekarang susah ya, teknologi canggih cepet
rusak. Yang kuno buat ngebegal anjing aja masih bisa nyala-ssu!
makananenak(dot)com
Brb ya teman-teman, mau belanja dulu
Akashi Mencari Cinta
Tunggu Atsushi! Kita mulai rapat penggagalan upacara pernikahan Tetsuya
sekarang.
makananenak(dot)com da aku mah apa atuh daritadi
nungguin giliran mau makan udah mulai aja
Bukan Tsundere
akhirnya, lelah lah nungguin daritadi
Satsuki Momoi Tes
Satsuki Momoi
gapapa ya kayak gini aja? Maap ya manteman, hapeku lagi error nih kayaknya.
Nama kalian ganti ganti gitu, tapi gapapa, besok beli hape baru
Akashi Mencari Cinta
Momoi, kita mulai rapatnya. Liat gambar denah diatas
Akashi Mencari Cinta
pertama kita mulai dengan pengalih perhatian untuk membunuh mempelai wanita
Aomine gak Aho
yakeleus jangan langsung dibunuh lah, gile aje
Akashi Mencari Cinta
karena gak mungkin salah satu dari kita nyamar pas hari H, jadi--Daiki kayak
gini ya. Terus Shintarou kayak gitu. Ryouta kesini, Atsushi kesitu. Oke ya.
Momoi juga begitu.
Aomine gak Aho
Apasih lu gajelas banget. Kayak gini gimana? Mana gua ngerti jelasin napa
Kise Perawan Chibichibi
Kesini ke hati Kurokocchi? Siap!!!
makananenak(dot)com
siap, Aka-chin
Bukan Tsundere
Hm...
Akashi Mencari Cinta
#IfYouKnowWhatIMean
Aomine gak Aho
oalah gitu, oke
Kise Perawan Chibichibi
ROGER!!!
makananenak(dot)com
serahkan padaku
Bukan Tsundere
baiklah, dimengerti.
Satsuki Momoi Akashi-kun berbelit-belit,
ternyata itu toh. Siap!
.
.
.
-Hari H.
Gedung milik direktur X.
Feb, 30.-
Ini
adalah hari yang paling membahagiakan. Semua orang memenuhi undangan untuk
menyambutnya sebagai anggota baru keluara Bunga-san. Mendukungya agar bisa
menjalani bisnis perusahaan dalam damai dan mendoakannya agar sukses dunia
akhirat.
Sumpah
setia akan dilaksanakan beberapa menit lagi. Latihan bicara sudah dilakukannya
bersama ayahanda. Kuroko memantapkan hati.
Ia
menoleh sekeliling, para kawan seperjuangan belum menampakkan diri. Kepala
warna-warni itu mencolok, pasti mudah bagi Kuroko untuk menemukan mereka. Tapi
apa daya, tak satu pun ada disana.
Berusaha
positif, Kuroko yakin mereka akan datang. Tunggu, sebentar lagi.
.
"Saya
terima nikahnya, Kuroko Tetsuya bin Kuroko dan Bunga Mawar-san bin X dengan
seperangkat alat--lima kilo gram emas murni, dua mobil limousine putih--"
Kuroko kaya mendadak.
Ia
ingin melihat lima
kepala pelangi ikut mengucap 'sah' ketika para hadirin bersorak. Tapi mereka
tak disana. Tak satu pun.
.
Hari
semakin siang, jangkrik tak bersuara, nyamuk tidak menampakkan diri, apalagi
para curut yang sangat dinanti.
Kehadiran kalian sangat kutunggu, apakah yang sedang kalian lakukan?
Aku disini tak bosan menatap keluar. Aku harap kalian sudi menjejakkan kaki
disini, dan bahagia melihatku bersama Bunga-san.
Kuroko maso seketika.
"Tetsuya,"
Suara
khas yang sangat dirindukannya. Milik Nyi Roro Akashi yang absolut, jelas dari
intonasinya ketika memanggil. Dibelakangnya berdiri keempat sosok pelangi
bagaikan peri tak bersayap.
Menunda
cipika-cipiki dengan tamu lain, Kuroko langsung maju selangkah untuk menyambut
tautan tangan Akashi.
"Terimakasih sudah datang, semuanya."
"Tentu,
kami pasti datang. Selamat, Tetsuya. Atas pernikahanmu."
Kuroko
tersenyum. Ia rela Momoi dan Kise langsung menerjang. Murasakibara mengusap
kepalanya, dan Midorima berdiri bersisian dengannya.
"Kurokocchi
curang, setelah itu menikahlah denganku-ssu!" Kise merengek.
"Tetsu-kun,
aku harap kamu bahagia..." Momoi nangis cabe.
"Tetsu,
selamat berbahagia. Jangan lupakan aku." sahut Aomine menepuk pundaknya.
"Selamat,
Kuroko." begitu singkat dari Midorima.
"Kuro-chin...
aku ingin makan..." Murasakibara malah terpesona menatap jejeran meja
dengan berbagai prasmanan diatasnya.
"Oh,
iya. Teman-teman ayo makan dulu. Biar kutemani, kebetulan aku belum
makan." sahut Kuroko lalu menoleh pada sang istri yang baru saja kelar
melayani para tamu. "Bunga-san, aku ikut mereka sebentar, ya?"
Si
wanita cantik jelita tersenyum, "Baiklah, Tetsuya-chan."
Keenam
tamu spesial gigit lidah. Tetsuya-chan itu apa. Jenis abu gosok model baru?
"Tidak
perlu, Tetsuya. Kamu harus tetap disini untuk menyambut tamu." sahut Akashi tersenyum tipis.
Kuroko
terdiam sejenak. "Benar juga..." kemudian menoleh kearah istri.
"Bunga-san duduk saja dulu, ya? Aku khawatir kalau kamu sampai
kelelahan."
"Terimakasih
sudah mencemaskanku, darling."
Momoi
mengepal tangan. Menggigit bibir.
Sakit,
brok. Sakit.
"Kuroko,"
Midorima menyodorkan sebuah boneka rakun. "Ini adalah lucky itemku hari
ini. Untukmu, selamat, ya."
"Terimakasih,
Midorima-kun."
'Duar!'
'Tekkretekkretekretek'
"Kyaaaaah!!!!"
"Apa
itu?!"
Lalu
disusul suara gemuruh diluar ruangan.
"Bunga-san!"
Kuroko refleks melepas hadiah pemberian Midorima, dan menangkap tubuh sang
istri yang baru saja terlempar dari kursi mempelai.
Penerangan
padam. Setiap wanita menjerit.
Sejumlah
cahaya mengisi panggung mempelai. Berasal dari tiga biji petasan disko.
"Hei,
apa yang terjadi-ssu?!" Kise pura-pura bego.
"Tetsu!
Apa kau baik-baik saja?! Ada
apa ini, Tetsu?!" Aomine sok cemas.
"Tetsuya,
tetaplah ditempat. Aku sudah minta Shintarou untuk pergi menemui petugas."
Akashi
perhatian maksimal.
Dalam
gelap, Kuroko mendekap Bunga-san.
Setelah
melirik, Akashi
memasukkan tangannya kedalam jas, menekan tombol merah.
"Duar!"
Kali
ini petasan mercon ditembakkan ke langit-langit. Dalam diam ia mengutuk diri
karena tidak sabaran.
Kemudian
penerangan kembali semula. Para hadirin mulai
tenang-dengan melempar berbagai gosip. Ada
yang bahagia karena banyak kejutan berupa disko dan kembang api. Yang lagi
makan lanjut makan, yang mau pulang gak jadi pulang lantaran pintu ditutup
runtuhan langit-langit. Mercon super buatan sumber terpercaya memang beda,
kayak ada manis-manisnya gitu--Frekuensi ledakannya ngalahin petasan korek.
"Ah,
maiubou ku..." sahut Murasakibara pelan. "Kuro-chin, aku membawakanmu
maiubou rasa tomat."
"Eh?
Yang limited edition itu? Untukku?" Kuroko perlahan melepas Bunga-san
setelah menenangkannya.
"Ya,
tapi aku tinggal di meja depan sana...
ada banyak, ayo ikut untuk mengambilnya."
Kuroko
ikut saja.
Memandangi
punggung Kuroko dan Murasakibara yang berlalu, Kise melirik si bunga bangkai. Maafkan
aku, milady. Untuk kebahagiaan Kurokocchi, aku
rela jadi kriminal.
Dan
tenda kecil yang menjadi langit-langit kedua mempelai rubuh seketika--menimpa
Bunga-san yang tak berdosa.
Dengan
sigap, Kise langsung menarik tangan si Bunga agar terhindar dari benturan besi,
"Hati-hati, Lady!" sahutnya gentle.
Bunga
Arnoldi menghembuskan nafas berat. "Aku selamat... terimakasih, teman
Tetsuya-chan,"
Kuroko
refleks menoleh.
Tepat
di detik itu, kaki mempelai wanita menginjak sebuah jebakan. Panggungnya jebol
dan menjeblosnya kedalam. Ia menjerit.
"Bunga-san!"
lagi-lagi Kuroko menunda penerimaan hadiah dari kawan seperjuangan.
"Bangkaicchi--ah
maksudku lady, berikan tanganmu!" Kise mengulur tangan.
"Tetsu!"
panggil Aomine ketika Kuroko melompati tiang besi yang sudah ambruk diledakkan
petasan korek. "Apa yang terjadi disini?!"
"Aku
tidak tahu, Aomine-kun," sahut Kuroko tanpa menoleh. Ia langsung
melongokkan kepala ke lubang panggung, dan membantu sang istri memanjat.
Kuroko
mengibas lembut gaun putih Bunga, menghalaunya dari partikel debu dibawah
panggung. Penyanyi dangdut diujung sana
melanjutkan aktivitasnya. "Berikutnya adalah lagu spesial untuk kedua
mempelai berjudul 'aku mah apa atuh'. Abang Teppei akan menyanyikannya.
Silahkan, bang. Yo digoyang yoo~"
Kuroko
membantu istrinya berdiri, lalu menatap nanar kawan-kawannya. "Maaf, ya.
Kurasa aku harus tetap disini, kalian silahkan makan saja dulu, nikmati
hidangannya." sahut Kuroko lalu menggandeng Bunga menuruni tangga.
"Biar petugas yang membereskan sisanya, kita pindah tempat, ya."
.
.
.
Lima kursi ditata
melingkar. Setiap telapak tangan memegang sendok dan mendaratkannya ke mulut
masing-masing. Tadinya mau nyuapin Kuroko Tetsuya sebagai perayaan hari paling
membahagiakannya, tapi berakhir sebagai kawanan jomblo yang meratapi nasib.
"Rencana
yang paling spektakuler kita belum dilaksanakan. Mau kapan, Akashicchi?"
Tidak
ada respon. Akashi
memejamkan mata sambil mengunyah bawang.
Lima ksatria yang
bersumpah akan membuat Kuroko Tetsuya kini bisu ditempat. Apalagi titan mini
Murasakibara Atsushi, tadi yang paling nafsu minta makan, tapi sepiring
kepiting goreng saja belum disentuhnya. Belum sepiring, tapi udah dua piring.
Momoi
menghembuskan nafas berat. Gagal total. Diluar dugaan, Kuroko-nya terlalu
protek si Bunga. "Da aku mah apa atuh, selingkuhan juga bukan."
Kalimatnya terinspirasi dari lagu yang dibawakan abang-abang ganteng diatas
panggung lain, diujung sana.
"Kalo
gitu kita culik Tetsu aja beres," sahut Aomine mengisi hening.
"FTV."
jawab Midorima tenang.
"Gapapah!
Kemaren aku nonton Putri yang Ditukar, kita bisa pake plotnya! Nanti kita tuker
Aominecchi dengan Kurokocchi pas gelap-gelapan, kita bawa pergi deh Kurokocchi
nya!" ide brilian Kise sontak mentah keluar.
Aomine
langsung menggeplak Kise hingga mimisan. "MAKSUD LOE APA."
Midorima
menaikkan kacamata, "Ngomong-ngomong soal putri yang ditukar, Sarada dari
fandom sebelah juga korban sinetron itu, kan?
Bukannya aku turut prihatin, tapi ya… keliatan, sih."
Murasakibara
menggigit udang kering sebagai respon 'ya, gua juga udah baca apdetan
terbarunya'.
"Jangan-jangan
si Bunga itu putri yang tertukar?" tanya Kise.
"Bisa
jadi," jawab Aomine santai.
"Kalo
gitu, apa hubungannya dia sama cerita ini dodol. Terus ngapa dia tiba-tiba mau
nikahin Kuroko? Kenapa tiba-tiba urusan fandom lain kalian bawa kesini?!"
Midorima gak kuat. Kawan seperjuangannya mulai kesambet OOC.
Maha
Raja Akashi berdeham ganteng, lalu bersilang kaki. "Kalian gak guna."
"HAH?!"
"Maksud
loe apa?!"
"Akashicchi
jahat-ssu! Yaudah kita jalanin rencana spektakuler kita!"
"Gaada
rencana-rencanaan lagi. Kita pulang sekarang. Ntar malem kita datengin tempat
tinggal mereka supaya si Bunga gak nyentuh apa yang berharga untuk kita.
Sekarang kita harus susun rencana lagi."
"A-Akashicchi..."
"Che,"
Aomine mendecih. "Bener juga sih. Nikah nikah bodo amat. Yang penting
keperjakaannya terjaga."
"Kupikir
tujuan menikah untuk... merelakan keperjakaan. Tapi ternyata aku salah."
Momoi baru ikutan ngobrol.
Murasakibara
membungkus makanan hingga satu kresek penuh.
Mereka
berenam beranjak dari kursi, menuju pelaminan untuk pamit. Tampak panggung
sudah bersih dari runtuhan tenda. Sofa mempelai juga diganti yang baru. Baik
Kuroko dan istrinya, sudah menanggalkan pakaian--lama, menggantinya dengan yang
baru. Bunga Bangkai memakai gaun putih yang lebih besar dari sebelumnya.
"Apa...
kalian sudah mau pulang?"
Akashi mengulas senyum
kecil. "Ya, terimakasih hidangannya, Tetsuya."--bisa melihatmu
saja sudah membuatku bahagia.
"Thanks,
Tetsu."--kutunggu jandamu
"Terimakasih,
Tetsu-kun. Kami pulang dulu, ya?"--tolong hentikan kami.
"Kurokocchi
aku sebenernya mau berdua sama kamu lebih lama tapi mereka maksa-ssu!"--kalau
takdir mengizinkan kita untuk bersama, aku
akan membawamu pergi dari neraka ini.
"Maaf
gak bisa lama-lama, Kuroko."--walau Cancer bukan diurutan pertama, aku
merasa beruntung bisa melihat senyummu hari ini.
"Kuro-chin,
aku bungkus gapapa, ya?"--bungkus dirimu untuk kumakan
boleh?
"Terimakasih.
Aku harap kalian bisa lebih lama disini. Maaf ya tidak bisa menemani.
Kapan-kapan kita kumpul lagi, ya?"
.
Boro.
Sakitnya
tuh disini. Kretek dimana-mana.
Ditinggal
kawin, rasanya mereka mengerti kenapa karakter di tipi-tipi bisa nangis gegara
akting murahan doang. Ternyata begini rasanya. FELLS.
.
.
.
"Satsuki,
kamu gak usah ikut aja. Keliatan banget itu 'kamu'. Nanti ketahuan. Meskipun
sudah pake kostum serba item semua gini, 'itu' kamu nonjol. Keliatan,
sumpah."
Terdengar
suara keplakan disertai muncaratan darah segar.
"Aominecchi
mesum ih,"
"Kita
jadi kayak ninja, nanodayo."
"Bukannya
maling?"
"Murasakibaracchi,
gimana? Udah ada solusinya, Akashicchi?"
"Pusernya
ditutup pake sarung."
"Apa
boleh buat, kita gak dapet ukuran yang pas untuk Murasakibara, nodayo. Aturan
tadi Murasakibara gausah nungguin abang cendol nya belanja, kan lama. Kita jadi keduluan sama rombongan
yakuza, kan."
"Gapapa,
yang penting di dapur Kuro-chin ada banyak kue..."
"Baiklah.
Mari kita bergerak. Aku--kita akan rebut kembali--
--keperawanan Tetsuya--
--kebahagian
Tetsuya kita!"
"SIAP!"
.
.
.
-FIN-
Rongsokan apaan nih heuh fic
humor/parody pertama. Jadi... yagitu deh. Semoga bisa menghibur.
Kisah ini terinspirasi dari
pernikahan alumni saya. Kita semua--para ciway sungguh shock calon imam idaman
mau nikah XD jadilah kita bikin rencana2 untuk menggagalkan acara. Kurang lebih
sama seperti fic ini. Tapi, bedanya, kita langsung mundur pas liat istrinya
ternyata cantik bener :'>
#malahcurhat
Yasudahlah!
Berniat ninggalin jejak?